Pengaruh Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia | Udah, baca aja
Jumat, 06 Februari 2015

Pengaruh Masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia

Hi! Di postingan sebelumnya kita udah ngebahas habis tentang teori masuknya Hindu-Buddha ke Indonesia. Nah, masuknya kedua agama ini ke Indonesia pasti membawa banyak pengaruh di berbagai bidang, baik dalam kehidupan sosial, politik, budaya, maupun keagamaan. Tapi tidak semua unsur-unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari India tersebut tidak ditiru secara menyeluruh oleh bangsa Indonesia, karena bangsa kita pun sudah punya kebudayaan asli. 

Maka dipadukanlah kebudayaan dari India tersebut dengan unsur kebudayaan asli Indonesia melalui proses akulturasi sehingga tebentuklah unsur kebudayaan baru yang lebih sempurna. Akulturasi terwujud dalam berbagai hal, antara lain dalam seni bangunan, seni rupa, aksara, sistem pemerintahan, sistem kalender, filsafat, dan sistem kepercayaan. Oiya, akulturasi pula yang menyebabkan agama Hindu Indonesia memiliki perbedaan dengan agama Hindu di India.

1.      Bidang Agama
Sebenarnya, ini udah jelas banget, kan. Masyarakat di Indonesia yang semula menganut animisme dan dinamisme beralih menjadi memeluk agama Hindhu dan Buddha. Tapi jangan salah, kepercayaan yang asli tidak hilang akibat tergeser oleh agama Hindu dan Buddha.

2.      Bidang Politik dan Pemerintahan
Sebelum datangnya Hindu-Buddha, di Indonesia baru mengenal konsep kesukuan yang dipimpin oleh seorang kepala suku atau primus interpares. Setelah agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk, struktur masyarakat Indonesia berkembang lebih teratur dan terorganisasi. Kelompok masyarakat yang sebelumnya berupa kesukuan berubah menjadi kerajaan. Sebutan kepala pemerintahannya pun berubah dari kepala suku menjadi raja.
Perubahan lain yang tampak dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia dalam sistem pemerintahan adalah berubahnya konsep pemilihan seorang pemimpin. Sebelum datang pengaruh Hindu-Buddha, seorang pemimpin dipilih karena mempunyai kemampuan tertentu yang tidak dimiliki orang lain dan bukan karena faktor keturunan. Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, seorang pemimpin berkuasa atas dasar keturunan yang bersifat turun-temurun. Pada masa Hindu, muncul konsep bahwa raja adalah titisan dewa di dunia dan raja memerintah atas nama dewa dibumi. Raja diyakini sebagai titisan dewa Wisnu sehingga kekuasaannya tidak dapat diganggu gugat dan bersifat mutlak. Konsep raja sebagiai penjelmaan atau keturunan dewa, misalnya terlihat pada masa pemerintahan Raja Purnawarman di Tarumanegara.

3.      Bidang Sosial
Sebelum masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, stratifikasi sosial didasarkan pada profesi. Namun setelah masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, sistem stratifikasi mengikuti pola dari india yaitu pembagian masyarakat berdasarkan sistem kasta.

Kasta lahir dan berkembang dalam masyarakat Hindu di India. Saat agama dan kebudayaan Hindu masuk dan berkembang di Indonesia, sistem kasta juga berlaku di Indonesia meskipun tidak secara mutlak berlaku seperti keadaan di India. Masyarakat Hindu di Indonesia menyesuaikan sistem kasta dengan keadaan masyarakat. Pada masyarakat yang dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan Buddha, stratifikasi sosial masyarakat terbagi atas dua kelompok. Kedua kelompok masyarakat tersebut adalah kelompok masyarakat biksu dan biksuni serta kelompok masyarakat umum.

4.      Bidang Ilmu Pengetahuan (Aksara dan Kesusastraan)
Di kenalnya sistem pengetahuan yaitu seperti huruf pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka jalan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan. Para Brahmana berperan sebagai rohaniawan sekaligus ilmuwan.

Setelah mengenal budaya tulis, bangsa Indonesia mulai memasuki zaman sejarah. Sebelum kedatangan India, bangsa Indonesia belum mengenal budaya tulis. Setelah kebudayaan tulis berkembang, seni sastrapun mulai berkembang pesat di Indonesia karena bahasa Sansekerta dipakai dan dikembangkan sebagai media penulisan kesusastraan Indonesia kuno. Seni sastra yang berkembang di Indonesia berbentuk prosa dan tembang.
Berdasarkan isinya, kesustaraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan, kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah. Contoh ktiab wiracarita yang terkenal di Indonesia yaitu kisah Ramayana dan Mahabarata.

5.      Bidang Seni Budaya
Pada masa Hindu-Buddha, teknik arsitektur di Indonesia mengalami kemajuan. Pengaruh agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di bidang arsitektur di Indonesia tampak jelas terlihat dengan muncul bangunan-bangunan candi di beberapa daerah di Indonesia.
Di Indonesia, candi memiliki arti bentuk bangunan beragam. Misalnya, candi yang berfungsi sebagai tempat peribadatan dan makam, candi pemandian suvi (pathirtan), candi padas, candi berbentuk gapura, dan candi asrama pendeta (vihara). Candi berfungsi untuk memuliakan orang yang sudah mati, khususnya para raja dan orang terkemuka. Candi sebagai makam hanya terdapat pada ajaran agama Hindu. Pembuatan candi Budha ditujukan sebagai tempat pemujaan dewa.

Selain pengaruh dalam seni pembangunan candi, budaya India juga berpengaruh pada bidang seni ukir dan pahat di Indonesia. Hal tersebut terlihat pada relief atau seni ukir yang ada dipahatkan pada bagian dinding candi. Tema-tema seni pahat yang dihasilkan pada masa Hindu-Buddha sesuaidengan agama yang berkembang pada masa itu, yakni Hindu, Buddha, atau campuran antara Hindu dan Buddha tau antara Hindu-Buddha dan kepercayaan Indonesia asli.

6.      Sistem Kalender
Pada masa praaksara, masyarakat Indonesia telah memanfaatkan sistem penanggalan kalender Mongso dan kalender Wuku. Kalender Mongso adalah sistem penanggalan yang dipergunakan untuk menentukan musim (mongso). Berdasarkan kalender Mongso, satu tahun dibagi dalam 12 musim atau mongso. Kalender Wuku disusun untuk merencanakan kegiatan pertanian, upacara adat, dan kehidupan masyarakat. Berdasarkan kalender Wuku, satu tahun dibagi menjadi 30 Wuku. Setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha, sistem kalender Jawa digantikan dengan sistem kalender Saka yang membagi masa satu tahun menjadi 365 hari. Perbedaan tahun saka dengan tahun Masehi adalah selisih 78 tahun dimana tahun Masehi lebih dulu dari pada tahun Saka.

Yup, itulah dia pengaruh masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Semoga bermanfaat ya. Thanks for reading!

References :
Farid, Samsul. Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X. 2013. Bandung : Yrama Widya.



0 komentar:

Posting Komentar

 
;