Hi! Di postingan
sebelumnya kita udah ngebahas habis tentang teori masuknya Hindu-Buddha ke
Indonesia. Nah, masuknya kedua agama ini ke Indonesia pasti membawa banyak
pengaruh di berbagai bidang, baik dalam kehidupan sosial, politik, budaya,
maupun keagamaan. Tapi tidak semua unsur-unsur kebudayaan Hindu-Buddha dari
India tersebut tidak ditiru secara menyeluruh oleh bangsa Indonesia, karena
bangsa kita pun sudah punya kebudayaan asli.
Maka dipadukanlah kebudayaan dari
India tersebut dengan unsur kebudayaan asli Indonesia melalui proses akulturasi
sehingga tebentuklah unsur kebudayaan baru yang lebih sempurna. Akulturasi
terwujud dalam berbagai hal, antara lain dalam seni bangunan, seni rupa,
aksara, sistem pemerintahan, sistem kalender, filsafat, dan sistem kepercayaan.
Oiya, akulturasi pula yang menyebabkan agama Hindu Indonesia memiliki perbedaan
dengan agama Hindu di India.
1. Bidang Agama
Sebenarnya, ini udah
jelas banget, kan. Masyarakat di Indonesia yang semula menganut animisme dan
dinamisme beralih menjadi memeluk agama Hindhu dan Buddha. Tapi jangan salah,
kepercayaan yang asli tidak hilang akibat tergeser oleh agama Hindu dan Buddha.
2. Bidang Politik dan Pemerintahan
Sebelum datangnya
Hindu-Buddha, di Indonesia baru mengenal konsep kesukuan yang dipimpin oleh
seorang kepala suku atau primus
interpares. Setelah agama dan kebudayaan Hindu-Buddha masuk, struktur
masyarakat Indonesia berkembang lebih teratur dan terorganisasi. Kelompok masyarakat
yang sebelumnya berupa kesukuan berubah menjadi kerajaan. Sebutan kepala
pemerintahannya pun berubah dari kepala suku menjadi raja.
Perubahan lain yang
tampak dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia dalam sistem
pemerintahan adalah berubahnya konsep pemilihan seorang pemimpin. Sebelum
datang pengaruh Hindu-Buddha, seorang pemimpin dipilih karena mempunyai
kemampuan tertentu yang tidak dimiliki orang lain dan bukan karena faktor
keturunan. Setelah pengaruh Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, seorang pemimpin
berkuasa atas dasar keturunan yang bersifat turun-temurun. Pada masa Hindu,
muncul konsep bahwa raja adalah titisan dewa di dunia dan raja memerintah atas
nama dewa dibumi. Raja diyakini sebagai titisan dewa Wisnu sehingga
kekuasaannya tidak dapat diganggu gugat dan bersifat mutlak. Konsep raja
sebagiai penjelmaan atau keturunan dewa, misalnya terlihat pada masa
pemerintahan Raja Purnawarman di Tarumanegara.
3. Bidang Sosial
Sebelum masuk
pengaruh Hindhu dan Buddha, stratifikasi sosial didasarkan pada profesi. Namun
setelah masuk pengaruh Hindhu dan Buddha, sistem stratifikasi mengikuti pola
dari india yaitu pembagian masyarakat berdasarkan sistem kasta.
Kasta lahir dan
berkembang dalam masyarakat Hindu di India. Saat agama dan kebudayaan Hindu
masuk dan berkembang di Indonesia, sistem kasta juga berlaku di Indonesia
meskipun tidak secara mutlak berlaku seperti keadaan di India. Masyarakat Hindu
di Indonesia menyesuaikan sistem kasta dengan keadaan masyarakat. Pada
masyarakat yang dipengaruhi oleh agama dan kebudayaan Buddha, stratifikasi
sosial masyarakat terbagi atas dua kelompok. Kedua kelompok masyarakat tersebut
adalah kelompok masyarakat biksu dan biksuni serta kelompok masyarakat umum.
4. Bidang Ilmu Pengetahuan (Aksara dan Kesusastraan)
Di kenalnya sistem
pengetahuan yaitu seperti huruf pallawa dan bahasa Sansekerta menjadi pembuka
jalan bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan. Para Brahmana berperan sebagai
rohaniawan sekaligus ilmuwan.
Setelah mengenal
budaya tulis, bangsa Indonesia mulai memasuki zaman sejarah. Sebelum kedatangan
India, bangsa Indonesia belum mengenal budaya tulis. Setelah kebudayaan tulis
berkembang, seni sastrapun mulai berkembang pesat di Indonesia karena bahasa
Sansekerta dipakai dan dikembangkan sebagai media penulisan kesusastraan
Indonesia kuno. Seni sastra yang berkembang di Indonesia berbentuk prosa dan
tembang.
Berdasarkan isinya,
kesustaraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan, kitab hukum, kitab
wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita yang bertutur mengenai masalah
keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah. Contoh ktiab wiracarita yang
terkenal di Indonesia yaitu kisah Ramayana dan Mahabarata.
5. Bidang Seni Budaya
Pada masa
Hindu-Buddha, teknik arsitektur di Indonesia mengalami kemajuan. Pengaruh agama
dan kebudayaan Hindu-Buddha di bidang arsitektur di Indonesia tampak jelas
terlihat dengan muncul bangunan-bangunan candi di beberapa daerah di Indonesia.
Di Indonesia, candi
memiliki arti bentuk bangunan beragam. Misalnya, candi yang berfungsi sebagai
tempat peribadatan dan makam, candi pemandian suvi (pathirtan), candi padas,
candi berbentuk gapura, dan candi asrama pendeta (vihara). Candi berfungsi
untuk memuliakan orang yang sudah mati, khususnya para raja dan orang
terkemuka. Candi sebagai makam hanya terdapat pada ajaran agama Hindu.
Pembuatan candi Budha ditujukan sebagai tempat pemujaan dewa.
Selain pengaruh dalam
seni pembangunan candi, budaya India juga berpengaruh pada bidang seni ukir dan
pahat di Indonesia. Hal tersebut terlihat pada relief atau seni ukir yang ada
dipahatkan pada bagian dinding candi. Tema-tema seni pahat yang dihasilkan pada
masa Hindu-Buddha sesuaidengan agama yang berkembang pada masa itu, yakni
Hindu, Buddha, atau campuran antara Hindu dan Buddha tau antara Hindu-Buddha
dan kepercayaan Indonesia asli.
6. Sistem Kalender
Pada masa praaksara,
masyarakat Indonesia telah memanfaatkan sistem penanggalan kalender Mongso dan
kalender Wuku. Kalender Mongso adalah sistem penanggalan yang dipergunakan
untuk menentukan musim (mongso). Berdasarkan kalender Mongso, satu tahun dibagi
dalam 12 musim atau mongso. Kalender Wuku disusun untuk merencanakan kegiatan
pertanian, upacara adat, dan kehidupan masyarakat. Berdasarkan kalender Wuku,
satu tahun dibagi menjadi 30 Wuku. Setelah masuknya pengaruh Hindu-Buddha,
sistem kalender Jawa digantikan dengan sistem kalender Saka yang membagi masa
satu tahun menjadi 365 hari. Perbedaan tahun saka dengan tahun Masehi adalah
selisih 78 tahun dimana tahun Masehi lebih dulu dari pada tahun Saka.
Yup, itulah dia
pengaruh masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. Semoga bermanfaat ya.
Thanks for reading!
References :
Farid, Samsul.
Sejarah Indonesia untuk SMA Kelas X. 2013.
Bandung : Yrama Widya.
0 komentar:
Posting Komentar