Pages

Kamis, 20 Agustus 2015

Mengapa Abdulkadir Widjojoatmojo Mewakili Belanda di Perundingan Renville??

Hi, friends!
Aduh, long-time-no-see ya hehe. Blog kaga pernah diupdate lagi. 
Bukan gak ada ide buat ngisinya, tapi males! *astaghfirullah

Yaudah deh, ini ada tugas dari guru saya, Sir Erwin.
Check it out!!


Perundingan Renville adalah perundingan antara delegasi Indonesia dan Belanda guna menyelesaikan sengketa. Perundingan ini dimediasi oleh Komisi Tiga Negara (KTN)—Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari AS, Australia, dan Belgia. Perundingan ini dilaksanakan mulai tanggal 8 Desember 1947 di atas kapal USS Renville milik AS yang berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok.
Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin Harahap. Beliau adalah seorang tokoh indonesia, mantan menteridan perdanamenteri pada awal berdirinya negara Indonesia. Delegasi Kerajaan Belanda dipimpin oleh Kolonel KNIL Abdulkadir Widjojoatmodjo, seorang Indonesia yang memihak kepada Belanda. Kedua negara dipersilahkan memilih perwakilan dari KTN, Indonesia memilih Australia yang diwakili Richard Kirby, Belgia diminta oleh belanda dan diwakili Paul van zeenland. Kedua negara meminta AS, diwakili oleh Dr. Frank Graham.
Tapi friends, ternyata delegasi Belanda itu hamper semua berasal dari bangsa Indonesia yang pro-Belanda, yakni Abdulkadir Widjojoatmojo, jhr. Van Vredeburgh, Dr. Soumoukil, Pangeran Kartanegara, dan Zulkarnain. Kok bisa?
Sekarang ayo kita tengok sejarah hidup Abdulkadir Widjojoatmojo. Raden Abdulkadir Widjojoatmodjo lahir di Salatiga, 18 Desember 1904. Ia  adalah seorang Belanda-Indonesia dari Jawa, tentara dan diplomat. Dia menghadiri sekolah Belanda dan mengikuti pelatihan Indologis di Universitas Leiden di bawah Christiaan Snouck Hurgronje yang merekomendasikan dia kepada Dewan Homegrown. Di sana ia bekerja sebagai administrator.
Pada tahun 1919 ia menjadi sekretaris kedutaan besar Belanda di Jeddah di Kerajaan Arab Saudi sejak 1916. Pada tahun 1932 ia menjadi wakil konsul di Mekkah dan karenanya wakil Belanda tertinggi. Tepat sebelum pecahnya Perang Dunia II ia adalah seorang pegawai senior di New Guinea.
Dari bulan Maret 1944 ia adalah seorang konsultan dalam pelayanan umum Letnan Gubernur Jenderal Hubertus van Mook bahwa pemerintah Belanda dari luar Hindia Belanda mencoba untuk memulihkan dengan Belanda Nederlansch Indies Civil Administration (NICA), dari 1946 Sekutu Militer Administrasi Sipil Urusan Cabang (AMACAB) dan setelah kepergian pasukan Inggris Departemen Administrasi Temporary). Dia juga memainkan peran dalam pemulihan otoritas di India timur. Dia diangkat penduduk (sebagai kolonel dalam KNIL) dari Maluku.
Begitu erat hubungannya dengan Belanda, sehingga Ia mengkhianati negaranya sendiri. Bayangkan, ia menandatangani Perundingan Renville mewakili Belanda!! Setelah kemerdekaan Indonesia, ia terus tinggal di sana. Dia diperlakukan seperti paria dan beremigrasi ke Belanda tahun 1951. Dia meninggal pada tahun 1992 di Den Haag dan kemudian dimakamkan di makam keluarga di Karanganyar.

Betapa licinnya taktik Belanda yang menggunakan Abdulkadir sebagai delegasinya di Perundingan Renville. Dengan begitu, Belanda telah memperlihatkan dominasi politiknya terhadap Indonesia.


references :
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121006203946AA5Sjhh
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdulkadir_Widjojoatmodjo
http://sejarahakademika.blogspot.com/2013/08/perjanjian-renville.html


1 komentar:

  1. tapi ada hal jarang di ketahui publik konon bahwa raden abdul kadir widjojoatmodjo ini pernah mendapat hadiah dari bung karno yakni sebuah rumah di jl.surabaya menteng jakarta pusat(sayangnya pihak keluarganya tidak dpt memberi bukti), krn dianggap berjasa utk peristiwa serangan umum di jogja 1949, dan ada peran terselubung abdul kadir ini utk kepentingan indonesia,tetapi banyak pihak yg ga sudi jika pengkhianat ini tinggal di Indonesia, hingga dia tinggal dan meninggal di den hag.

    BalasHapus